![]() |
segenggam-harapan.com |
Setidaknya
ada beberapa kiat sukses dalam belajar menurut islam, yang berkaitan dengan
etika belajar seorang pelajar (santri), dan etika-etika itu sebagai berikut:
1.
IKHLAS KARENA ALLAH
Rasullulah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, menjelaskan bahwa diterimanya amal sholeh
tergantung pada niat dan keikhlasan dalam tujuan. Jadi, apabila seorang pelajar
muslim selalu ikhlas, ia pasti meraih pahala yang besar dan selalu diberkahi
dalam usahanya.
Imam
Al-Ghazali berkata “ Beberapa malam telah kau hidupkan dengan mengulang-ulang
belajar dan menelaah berbagai buku, dan beberapa malam kau haramkan dirimu
untuk tidur. Aku tidak tau apa motivasi yang mendorong mu berbuat itu?. Jika
niatmu untuk meraih materi duniawi, menarik serpihannya, dan memperoleh
kedudukan, lalu berbangga diri dihadapan kawan-kawan dan orang-orang sesamamu,
maka celakalah engkau. Celakalah engkau ..!
Namun,
jika maksudmu adalah demi menghidupkan syariat nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan menyucikan akhlakmu, serta mengalahkan jiwamu yang selalu
memrintahkan kejahatan, maka beruntunglah engkau. Beruntunglah engau..!
2.
AMALKAN ILMU JAUHI MAKSIAT
Dari
Malik bin Dinar Rahimahullah, ia berkata: “seseorang yang berilmu namun tidak
mengamalkannya, maka nasehatnya selalu meleset dari hati, seperti tetesan air
meleset dari batu yang licin”.
Banyak
dalil dari kitab dan sunnah juga pandangan ulama tentang mengamalkan ilmu dan
peringatan terhadap ilmu tanpa amal, sekaligus ucapan yang tak disertai dengan
perbuatan (Q.S.As-Shaff/61: 2-3) dan (Q.S Al-Baqarah/2:44).
Ilmu
yang bermanfaat adalah ilmu yang pengaruhnya dapat dilihat oleh orang lain
dalam diri si empunya ilmu, sebagai cahaya di wajahnyadan rasa takut kepada
Allah dalam hatinya, istiqomah dalam tingkah lakunya, jujur kepada Allah dan
kepada sesama manusia dan kepada dirinya sendiri. Serta ilmu itu disertai amal
dan itulah ilmu yang tak terputus. Sebuah hadist berbunyi “ Apabila mati anak
adam terputuslah amalnya keculai 3 perkara, yaitu : shodaqah jariah, ilmu yang
bermanfaat dan doa anak yang sholeh”.
Oleh
sebab itu, pencari ilmu harus mengontrol keadaan dirinya, senantiasa melakukan
intropeksi diri dan memohon diri ketika berhasrat melakukan maksiat. Selain
itu, ia harus berhatimu-hati terhadap tipu daya nafsu dan bisikan setan.
3.
TAWADHUK
Allah
memerintahkan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bersikap tawadhuk,
merendahkan hati dan berlemah lembut. “ Dan rendakanlah hatimu bagi orang-orang
yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman (QS. Asy-Syuara/26:215).
Dari
Mujahid rahimahullah, ia berkata, “ Tidak akan bisa belajar seorang pemalu dan
seorang yang sombong ”. Dari Fudhail bin Iya’ah rahimahullah, ia berkata. “
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala mencintai orang pandai yang tawadhuk dan
membeci orang pandai yang arogan. Barang siapa bertawadhuk karena Allah niscaya
Allah wariskan kepadanya Ilmu hikmah.
Dari
Masna rahimahullah, ia berkata : “cukuplah seseorang disebut berilmu dengan
takut kepada Allah dan disebut bodoh karena bangga dengan ilmunya.
4.
HORMATILAH ULAMA DAN MAJELIS ILMU
*
Diam dan Dengarkanlah !
Apabila
penuntut ilmu mendengar dari gurunya sebuah hadist atau suatu masalah yang
sudah ia ketahui, seharusnya ia tidak ikut berbicara dalam meriwayatkannya,
akan tetapi diamlah dan dengarkanlah.
*
Jangan Banyak Berdebat
Rasulullah
memperingatkan kita agar menjahui debat, jika tak dilakukan dengan lebih baik,
sebagaimana sabda-nya : “ Tidaklah suatu kaum tersesat setelah meraih hidayah
kecuali karena mereka suka berdebat“.
Imam
Malik rahimahullah berkata “ Berdebat tentang ilmu membuat hati menjadi besar
menjadi besar dan memancing caci-maki “.
*
Jangan Banyak Bertanya
Bertanya
adalah kunci ilmu. Akan tetapi bertanya hanya untuk tujuan mendapatkan
pengetahuan dan pemahaman sekalgus mendapatkan kebenaran.
Imam
Ghazali berkata :
“Barangsiapa
melontarkan pertanyaan dan sanggahan dengan perasaan hasad dan benci, maka
meskipun setiap kali kamu jawab dengan jawabaan terbaik, terbenar, dan terjelas
pun tidak menambahkan kepadanya selain kebencian dan permusuhan. Karena itu,
janganlah kamu repot-repot menjawabnya”.
Hasan
bin Ali berkata kepada putranya, “Hai anakku, jika kamu bergaul dengan ulama,
maka jadilah kamu orang yang lebih suka mendengarkan dengan baik dan janganlah
kamu memutuskan pembicaraan seseorang meskipun ia berbicara panjang, sehingga
ia berhenti berbicara”.
5.
BERSABAR
Usaha
mencari ilmu membutuhkan pengorbanan besar, bersusah payah, sedikit tidur,
meninggalkan aneka kenikmatan dunia, mendatangani para ulama, belajar ulang,
berfikkir, mengikuti pelajaran dan sebagainya.
Al-Hafizh
Ibnu Abdil Barr meriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsir, bahwa ia berkata :
“
Aku mendengar ayah berkata : Ilmu tidak bisa diraih dengan santai”.
Said
bin Jubair rahimahullah berkata, “seseorang tetap menjadi orang berilmu selama
ia tetap belajar. Jika ia meninggalkan belajar dan mengira bahwa dirinya sudah
cukup dengan apa yang dimiliki, maka ketika itulah ia menjadi orang bodoh”.
6.
TERUSLAH MENCARI
-
Bertanya adalah kunci ilmu. Bertambahnya ilmu dengan berusaha mencari dan
diraihnya ilmu dengan bertanya. Ilmu diperoleh dengan lisan yang pandai
bertanya dan hati yang selalu berfikir dan berdzikir.
-
Berambisilah mendaptkan ilmu. Seorang penyair berkata: “Sebaik-baik penghibur
dan teman adalah buku”. Seperti hadist yang berbunyi “Saudaraku, takkan kau
capai ilmu kecuali dengan 6 hal, kan ku beritahu kepadamu rinciannya dengan
jelas : Cerdas, bersemangat, bersungguh-sungguh, bekal materi, bersama guru,
dan waktu yang panjang”.
Al-Khatib
Al-Baghdadi meriwayatkan dari Al-Junaid bahwa ia berkata : “ Tak seorang pun
yang mencari sesuatu dengan sungguh-sungguh dan jujur kecuali ia pasti
mendapatkannya. Kalau pun tidak meraih semuanya, maka sebagiannya.
7.
JUJUR DAN AMANAH
Ada
beberapa masalah yng harus dtegaskan agar pelajar muslim tidak terjerumus dalam
pengkhianatan dan kebohongan.
-
Siaga dan Perhatikan Saat Menerima Ilmu : Dalam hal ini pelajar diharapkan
memiliki sifat amanah dlam mencari ilmu agar benar-benar siaga dalam mencari
ilmu.
-
Kembali kepada kebenaran ketika salah : Jika menyampaikan suatu pendapat
kemudian disanggah oleh orang yang lebih tinggi ilmunya, atau sejajar, atau
dibawahnya, sehingga ia tahu bahwa pendapatnya salah dan yang benar adalah
pendapat sahabatnya, maka ia menarik kembali pendapatnya dan berterima kasih
kepada sahabatnya.
-
Menjauhi kecurangan dalam ujian dan karya ilmiah.
Pelajar
yang amanah memiliki kedudukan terhormat dan tinggi, sehingga banyak orang
mengambil manfaat dari ilmunya, bahkan jumlah orang yang mengambil manfaat
darinya semakin banyak.
8.
SEBARKAN DAN AJARKAN
Dhahak
bin Muzahim rahimahullah berkta : “ Pintu pertama ilmu adalah diam, yang ke-2
mendengarkannya, yang ke-3 mengamalkannya dan yang ke-4 menyebarkan dan
mengajarkannya”.
Abdullah
bin Mubarak rahimatulah berkata, “orang yang bakhil akan terkena tiga musibah”
:
-
ia mati kemudian ilmunya hilang.
-
ia melupakannya
-
ia mengekor pada penguasa
9.
ZUHUD TERHADAP DUNIA
Zuhud
bukan berarti meninggalkan dunia, menjauhi apa yang ada di dalamnya, menjauhi
manusia dan memakai pakaian yang kasar, compang-camping. Melainkan mengambil
dari dunia segala sesuatu yang mendukung untuk taat kepada Tuhan, menjadikan
dunia, harta dan perhiasan hanya ditanganmu saja bukan di hatimu dan menjadikan
usahamu dalam dunia untuk membantu ketaatan di akhirat.
Allah
tidak menjadikan 2 hati dalam rongga dada manusia. Oleh karena itu tidak akan
bertemu dalam hati seorang muslim, yaitu dalam 2 hal :
1.
Semangat mencari ilmu dan mencintainya
2.
Semangat memburu dunia serta memperebutkan kesenangannya.
10.
KAJILAH ILMU BERULANG-ULANG
Dari
Az-Zuhri berkata : “ Yang bisa menghilngkan ilmu itu hanya lupa dan tidak
mengulang (mudzakarah)”.
Dari
Abu Abdillah Ja’far bin Muhammad bahwa ia berkata : “Hati itu laksana tanah,
ilmu adalah tanamannya dan mudzakarah adalah airnya, ketika siraman air
terputus dari tanah, maka keringlah tanamannya”.
11.
SOPAN DAN MEMILIKI RASA MALU
Al-
Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah berkata, “ Orang yang berilmu dan ahli berfatwa,
tidak ada sesuatu yang lebih ia butuhkan dari sikap santun, tenang dan sopan.
Itulah kelambu bagi ilmuny dab perhiasannya. apabila ia kehilangn itu, maka
ilmunyaseperti badan yang telanjang tanpa busana.
Sopan
dan punya rasa malu adalah sifat yang harus dimiliki oelh setiap pelajar, agar
berbeda dari teman-teman dan para tetangganya. Karena itu, seorang pelajar idak
boleh bersenda gurau bersama mereka, dan tidak menyibukkab diri denga urusan
remeh sebab hal itu akan menghilangkan kemuliaan dan kedudukannya.
“
Sesungguhnya Allah mencintai perkara-perkara yang luhur dan mulia dan membenci
perbuatan yang hina “. Malik berkata, orang yang mencari ilmu harus memiliki
sifat sopan, takut kepada Allah dan menelusuri jejak orang-orang sebelumnya.
Banyak
bercanda dan tertawa akan menurunkan wibawa dan menghilangkan muni’ah (harga
diri).
12.
BERSAHABAT DENGAN ORANG SALEH (LEBIH TAU)
“Seseorang
tergantung kepada agama teman akrabnya, karena itu, hendaklah seseorang
memperhatikan siapakah yang akan dijadiakan teman akrab”.
Sahabat
merupakan penarik kalau ia saleh maka ia akan menggandengmu kepada kebaikan,
namun kalau tidak baik maka ia akan merusak agama dan duniamu, serta
menyibukkanmu dengan urusan dunia, sehingga engkau terhalang dari belajar,
berprestasi dan ilmu yang bermanfaat.
Ali
bin Abu Thabib r.a, berkata, janganlah bergaul dengan orang yang bodoh jauhkan
dirimu darinya dan dia darimu. Betapun banyak orang penyantun binasa karena
bergaul dengan orang bodoh. Seseorang dinilai dari sahabatnya sebab seseorang
sama dengan sahabatnya.
mrizalismail.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar